Kingdom Come: Deliverance 2 Review – Ujian Nyali di Bohemia Abad Pertengahan yang Brutal

Kingdom Come: Deliverance 2 Review – Hidup di Abad Pertengahan Bukanlah Dongeng

Bayangkan bangun di gubuk reyot dengan bau jerami busuk menyengat, perut keroncongan, dan baju zirah berkarat yang menggesek kulit lecet. Selamat datang di Bohemia tahun 1403 – dunia tempat satu kesalahan memilih dialog bisa berujung pada pertarungan sampai mati melawan bandit lapar. Kingdom Come: Deliverance 2 bukan sekadar game RPG biasa; ini simulator survival abad pertengahan yang tak kenal ampun.

Belajar Bertahan atau Mati Perlahan

Warhorse Studios menggandakan formula brutal dari seri pertama. Sistem nutrisi sekarang mengharuskan Henry (protagonis kita) menjaga keseimbangan protein dan serat – makan terlalu banyak daging bisa sebabkan encok. Mekanika tidur pun jadi senjata psikologis: tidur di emper toko terlalu sering? Reputasi Anda akan anjlok seperti nilai saham GME.

Pertarungan tetap menjadi tarian maut yang kacau-balau. Parry dan master strike masih membutuhkan timing sempurna ala pemain biola profesional. Tapi kini ada twist baru: kerumunan warga bisa ikut campur tangan. Coba bunuh pedagang di pasar, dan siap-siap dihajar massa dengan pentungan sampai mirip adonan spageti.

Dua Sisi Pedang (Harfiah dan Metaforis)

Narasi utama mengangkat konflik politik antara Raja Wenceslaus IV dan adiknya yang ambisius, Sigismund. Tapi keindahan cerita justru ada di quest-quest sampingan yang absurd: membantu biarawan mabuk menyelundupkan anggur, atau menjadi detektif kasus pencurian celana dalam bangsawan.

Sayangnya, realisme kadang menjadi bumerang. Sistem kerusakan senjata yang hiper-detil (pedang bisa patah jika dipukul ke zirah 10 kali) berujung pada ritual fast-travel ke pandai besi tiap 30 menit. Bahkan para NPC pun punya jadwal harian terlalu ketat – mencoba menemukan tukang obat jam 3 pagi sama sulitnya dengan mencari WiFi gratis di hutan.

Peningkatan Teknis yang (Hampir) Sempurna

Dunia open-world seluas 16 km² ini hidup dengan detail gila-gilaan:

  • Cahaya matahari menyaring melalui daun ek yang bergoyang
  • Suara gesekan rantai zirah berbeda saat jalan vs naik kuda
  • AI NPC yang bisa mengenali bau tubuh Henry jika tak mandi seminggu

Tapi di balik keindahan CryEngine yang dipermak ini, kami masih menemukan bug klasik ala Bethesda. Ada momen ketika kuda kami tiba-tiba terbang ke angkasa seperti dihantam tornado, atau dialog penting yang tiba-tiba diisi suara karakter dengan aksen Jawa tengah.

Verdict: Medieval Life Simulator untuk Jiwa-jiwa Masokis

Kingdom Come: Deliverance 2 ibarat museum sejarah interaktif yang kejam. Setiap mekanika gameplay-nya – dari sistem retorika berbasis skill sampai mini-game mengasah pisau – terasa seperti kuliah arkeologi dengan dosen galak. Tapi bagi yang bertahan melalui 5 jam pertama yang menyiksa, game ini menawarkan pengalaman RPG paling autentik yang pernah ada.

Rating: 8.5/10

Plus:

  • Dunia open-world hidup dengan detail historis akurat
  • Sistem RPG yang dalam seperti Skyrim versi sejarawan
  • Alur cerita sampingan penuh karakter unik

Minus:

  • Kurva belajar lebih curam dari tebing Castle Talmberg
  • Bug teknis yang mengganggu imersi
  • Mekanika survival kadang terasa seperti pekerjaan rutin

Untuk para ksatria penyabar yang tak takut keringat dan darah (virtual), petualangan Henry sang pandai besi ini layak dimasukkan library. Tapi bagi yang ingin hack-and-slash ala The Witcher? Mungkin lebih baik pesan tiket ke Taman Miniatur Indah saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *